Khamis, 31 Ogos 2017

Nafsu Tersembunyi

Panjang sedikit kisahnya, namun ambillah iktibarnya...

NAFSU TERSEMBUNYI

Beberapa pakar sejarah Islam meriwayatkan sebuah kisah menarik, kisah Imam Ahmad bin Miskin, seorang ulama abad ke-3  dari kota Basrah, Iraq.

Beliau bercerita:
Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah.
Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun, sementara aku harus menafkahi seorang isteri dan seorang anak.

Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami.
Maka aku bertekad untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. Akupun berjalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku.

Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan keadaanku. Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata: “Berikan makanan ini kepada keluargamu.”

Di tengah perjalanan pulang,
aku berselisihan dengan seorang wanita faqir bersama anaknya. Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku.

Dengan nada yang sayu dia memohon:
“Wahai Tuan, anak yatim ini belum makan, tak terdaya terlalu lama menahan rasa lapar yang melilit diri.
Tolong beri dia sesuatu yang boleh dia makan.

Semoga Allah Ta'ala merahmati Tuan.”
Sementara itu, si anak menatapku tekun dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat.

Tatapan matanya menghanyutkan fikiranku dalam khayalan ukhrawi, seolah-olah syurga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya, dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.

Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku. “Ambillah, beri dia makan”, kataku pada si ibu.

Demi Allah, padahal waktu itu tak sesen pun dinar atau dirham kumiliki. Sementara di rumah, keluargaku sangat memerlukan makanan itu.

Spontan, si ibu tak dapat membendung air matanya(menangis) dan si kecilpun tersenyum indah bak purnama.

Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah kakiku,
sementara beban hidup terus bergelutan dipikiranku.

Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding, sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah.
Dalam posisi seperti itu, tiba-tiba Abu Nashr dengan kegirangan mendatangiku.
“Hei, Abu Muhammad...!
Kenapa kau duduk duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?”, tanyanya.

"Masyaallah....!”,  jawabku terkejut.
“Dari mana datangnya?”
“Tadi ada lelaki datang dari Khurasan.
Dia bertanya-tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya.

Dia membawa berduyun-duyun kenderaan barang penuh berisi harta,” ujarnya.
“Jadi?”, tanyaku kehairanan.
“Dia itu dahulu saudagar kaya di Basrah ini. Kawan ayahmu,dulu ayahmu pernah memberikan kepadanya harta yang telah
ia kumpulkan selama 30 tahun.

Lantas dia rugi besar dan bangkrap.
Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan.
Di sana, keadaan ekonominya beransur-ansur baik.

Bisnesnya meningkat jaya.
Kesulitan hidupnya perlahan-lahan pergi,
berganti dengan limpahan kekayaan.

Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu.

Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berniaga dan ingin berikan semuanya kepadamu,
berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya.”

Ahmad bin Miskin melanjutkan ceritanya:
“Kalimah puji dan syukur kepada Allah Ta'ala  meluncur dari lisanku.
Sebagai bentuk syukur.

Segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi.
Aku menyantuni dan menanggung hidup mereka seumur hidup.
Aku pun terjun di dunia perniagaan seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal solih.

Adapun hartaku, terus bertambah melimpah ruah tanpa berkurang.
Tanpa sedar, aku merasa TAKJUB dengan amal solihku.

Aku MERASA, telah MENGUKIR lembaran catatan malaikat dengan hiasan AMAL KEBAIKAN.

Ada semacam HARAPAN PASTI dalam diri, bahawa namaku mungkin telah TERTULIS di sisi Allah Ta'ala dalam daftar orang orang SOLIH.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi.
Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat.
Aku juga lihat, manusia bagaikan berombak lautan.

Aku juga lihat, badan mereka membesar.
Dosa-dosa pada hari itu berwujud dan berupa, dan setiap orang memikul dosa-dosa itu masing-masing di punggungnya.

Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memikul di punggungnya beban besar seukuran kota Basrah,
isinya hanyalah dosa-dosa dan hal-hal yang menghinakan.

Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal.

Seluruh amal burukku diletakkan di salah satu sisi timbangan,
sedangkan amal baikku di sisi timbangan yang lain.

Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku..!
Tapi ternyata, perhitungan belum selesai.
Mereka mulai meletakkn satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan.

Namun alangkah ruginya aku.
Ternyata dibalik semua amal itu terdapat "NAFSU TERSEMBUNYI".

Nafsu tersembunyi itu adalah riya', ingin dipuji, merasa bangga dengan amal solih.
Semua itu membuat amalku tak berharga. Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang terlepas dari nafsu-nafsu itu. Aku putus asa.

Aku yakin aku akan binasa.
Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari seksa neraka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara,
“Masihkah orang ini punya amal baik?”
“Masih...”,  jawab suara lain. “Masih berbaki ini.”

Aku pun menjadi tidak tentu, amal baik apakah gerangan yang masih berbaki?
Aku berusaha melihatnya.

Ternyata, itu HANYALAH dua LEMBAR ROTI isi manisan yang pernah kusedekahkan kepada wanita fakir dan anaknya.

Habis sudah harapanku...

Sekarang aku benar benar yakin akan binasa sebinasanya.
Bagaimana mungkin dua lembar roti ini menyelamatkanku,
sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah dan itu tidak berguna sedikit pun.
Aku merasa benar-benar tertipu habis-habisan.

Segera 2 lembar roti itu diletakkan di timbanganku.
Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak
turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sehingga lebih berat sedikit dibandingkan timbangan keburukkanku.
Tak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku.

Iaitu berupa AIR MATA wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah.
Air mata tak terbendung yang mengalir kala tersentuh akan kebaikanku. Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.

Sungguh tak terbayang, saat air mata itu diletakkan, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus memberat.
Hingga akhirnya aku mendengar suatu suara berkata,
“Orang ini selamat dari seksa neraka

Masih adakah terselit dalam hati kita nafsu ingin dilihat hebat oleh orang lain pada ibadah dan amal-amal kita???

Payahnya IKHLAS😭😭

Allahuakbar!!! Aku bermohon kehadrat Allah Tuhan Pemilik Hari Pembalasan agar diriku, keturunanku juga sahabat²ku semua dijauhkan dari sifat dan juga amal dari Nafsu Yang Tersembunyi.

Sumber tazkirah telah dipetik dari kitab"KISAH TAULADAN"
"Ar-Rafi’i dalam  Qalam (2/153-160)".

Semoga sama sama kita beroleh manfaat.

Pesan Indah Dari Ustaz Arifin Ilham

PESAN INDAH dari Ust. Arifin Ilham :

Assalamu'alaikum Wr. Wb.. Cerdasnya orang yg beriman adalah, dia yg mampu mengolah hidupnya yg sesaat & yg sekejap untuk hidup yg panjang.. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk6 hidup.

Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Karena, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah akhir cerita dalam hidup, tapi mati adalah awal
cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.

Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:
.
.
●Pertama,
Tahajjud karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.
.
●Kedua,
Membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.
.
●Ketiga,
Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu subuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yg memanggil orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.
.
●Keempat,
Jaga Shalat Dhuha karena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha
.
●Kelima,
Jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yg suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yg bersedekah setiap hari.
.
●Keenam
Jaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yg berwudhu.
Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, “Orang yg selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, "ampuni dosa dan sayangi dia Ya Allah”.
.
●Ketujuh,
Amalkan istighfar setiap saat.
Dengan istighfar masalah yg terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah. Tiga doa yang janganlah kau lupakan dalam sujud

1. Mintalah diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah :
Allahumma inni as'aluka husnal khotimah
Artinya : " Ya Allah aku meminta kepada-MU husnul khotimah "

2. Mintalah agar kita diberikan kesempatan Taubat sebelum wafat :
Allahummarzuqni taubatan nasuha qoblal maut
Artinya: " Ya Allah berilah aku rezeki taubat nasuha (atau sebenar-benarnya taubat) sebelum wafat "

3. Mintalah agar hati kita ditetapkan di atas Agamanya :
Allahumma yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'ala diinika
Artinya: " Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-MU "

Kemudian saya sampaikan,
jika kau sebarkan perkataan ini, & kau berniat baik maka kami doakan menjadikan kemudahan urusan urusanmu di dunia & akhirat.

Lakukanlah kebaikan walau sekecil apapun itu, karena tidaklah kau ketahui amal kebaikan apakah yang dapat menghantarkanmu ke syurga

SELAMAT MENGAMALKAN...

Guru Alim Mengajar Anak Muridnya

Kisah ini mungkin pernah kita dengar atau baca, persoalannya adakah kita sudah AMALKAN ???

Dikisahkan bahawa seorang guru yang alim berjalan-jalan bersama salah seorang anak muridnya, menyusuri ladang.
Sedang berjalan, mereka terlihat sepasang kasut yang sudah usang. Kasut itu dipercayai milik lelaki fakir yang bekerja di salah sebuah ladang yang berdekatan, yang akan selesai bekerja sebentar lagi dan datang untuk mengambil kasutnya.

Lalu berkatalah murid itu kepada gurunya:
"Apa pendapat tuan jika kita usik tukang kebun ini dengan menyembunyikan kasutnya? Ketika dia datang untuk memakainya, dia tidak menemukannya. Mari kita lihat bagaimana reaksinya!”

Guru yang alim dan mulia itu menjawab:
"Anakku, tidak patut kita berseronok dengan kesedihan orang lain. Wahai anakku, kamu seorang yang kaya, dan kamu boleh sahaja menambah kebahagiaan untuk dirimu dan si fakir itu dengan memasukkan beberapa keping wang ke dalam kasutnya dan kamu bersembunyi supaya dapat menyaksikan bagaimana kesannya kepada pekerja itu."

Murid itu terpegun dengan usulan gurunya, dan dia pun meletakkan beberapa keping wang ke dalam kasut pekerja itu. Kemudian dia dan gurunya bersembunyi di sebalik pepohonan  untuk melihat respon pekerja yang fakir itu.

Selang beberapa minit, datanglah pekerja yang fakir dengan berpakaian usang selepas menyelesaikan pekerjaannya di kebun tersebut untuk mengambil kasutnya.

Ketika dia memasukkan kakinya ke dalam kasut, dia terkejut kerana merasa ada sesuatu di dalamnya. Ketika dia mengeluarkan benda tersebut, dia mendapati ada kepingan wang !!
Dia melakukan perkara yang sama kepada kasut yang sebelah lagi, dan dia menemukan ada wang juga…
Dia menatap wang itu berulang kali, untuk memastikan dia bukan bermimpi …
Kemudian dia melihat ke setiap arah, namun tiada sesiapa pun di sekelilingnya!!!

Diletaknya wang itu ke dalam sakunya dan terus berlutut seraya memandang ke langit sambil menangis dan kemudian dia berteriak dengan suara yang tinggi, bermunajat kepada Tuhannya:
“Aku bersyukur kepada-Mu, wahai Tuhanku. Wahai yang mengetahui bahawa isteriku sakit dan anak-anakku kelaparan. Mereka belum mendapatkan roti. Engkau telah menyelamatkan aku dan anak-anakku daripada kebinasaan.”
Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandang ke langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas kurnia dari Allah Yang Maha Pemurah.

Murid tadi, sangat terkesan dengan apa yang dilihat. Air matanya berlinangan...

Guru yang mulia terus bersuara:
“Bukankah sekarang kamu rasa lebih bahagia daripada jika kamu melakukan usulan pertama kamu untuk menyembunyikan kasut itu?”

Murid itu menjawab,
“Sesungguhnya tuan telah mengajar saya satu pelajaran yang tidak akan mungkin saya lupakan seumur hidup saya. Sekarang saya baru faham makna kalimah yang dulu belum saya fahami sepanjang hidup saya:
“Ketika kamu memberi, kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak daripada kamu mengambil”.

Gurunya pun berkata kepadanya:
"Sekarang ketahuilah wahai anakku bahawa pemberian itu bermacam-macam:
• Memaafkan kesalahan orang di saat kita mampu membalas.
• Mendoakan saudaramu di belakangnya (tanpa pengetahuannya) adalah suatu pemberian.
• Berusaha utk berbaik sangka dan menghilangkan sangka buruk darinya juga satu pemberian.
• Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di belakangnya, adalah satu pemberian.

Jadikanlah semua ini pelajaran, wahai sahabatku!
Sungguh menakjubkan saya maka saya kirimkan kepadamu. Kongsikanlah dengan yang lain semoga bermanfaat.
والله اعلم

Peringatan Buat Diri

Sampaikan peringatan buat diri ini....

Suatu malam, seorang anak yang telah kematian ibu dan ayahnya di dalam kemalangan jalanraya, telah bermimpi. Ayahnya seorang guru. Begitu juga ibunya.
Dalam mimpinya, datanglah ayahandanya dalam wajah yang tenang dan ceria. Bondanya tersenyum di sisi.
Anak: "Ayah, berseri-serinya wajah ayah. Rindunya pada ayah dan mama." (menangis)
Ayah: "La Tahzan anakku. Sesungguhnya ayah baik-baik saja di sini. Jangan risau. Teruskan hidupmu dengan tabah. Jadilah anak yang soleh, kerana solehmu itulah yang meringankan dan membantu kami di alam barzakh."
Anak: "Insya-Allah, ayah. Ayah, boleh saya tanya?"
Ayah: "Silakan."
Anak: "Bagaimana ayah nampak ceria sekali? Bukankah alam barzakh itu begitu seram dan menakutkan?"
Ayah: "Iya nak. Alam kubur sangat mengerikan. Namun, kerana ilmu yang bermanfaat yang ayah ajar di sekolah pada anak-anak murid, itulah yang membantu ayah di sini."
Anak: "Itu je?"
Ayah: "Juga kerana jasa mama mu."
Anak: "Wah..nak tahu.."
Ayah: "Ada dua jasa besar mama yang ayah tak pernah ceritakan pada anak-anak sebelum dan selama ni."
Anak: "Apa dia?"
Ayah: "Pertama, mama mu taat cakap ayah tidak pernah membantah atau meninggi suara. Setia, tidak suka bercakap dengan lelaki lain walaupun ayah tidak kongkong mama begitu. Kalau mama nak cakap, akan minta izin dengan ayah. Mama tidak suka bergaul rapat dengan jiran-jiran jika tiada urusan kerana jiran terlalu banyak mengumpat dan mama tak suka. Mama jaga harta ayah dan tidak guna sewenangnya kecuali untuk keluarga semata-mata. Tidak pernah mama minta sesuatu yang tak mampu ayah tunaikan. Cincin atau rantai emas berpuluh ribu tidak pernah dimintanya."
Anak: "Alhamdulillah. Kedua?"
Ayah: "Kedua, mama menjaga auratnya. Hatta ipar sendiri tidak pernah melihat aurat mama. Mama tidak berpurdah, namun mama pandai menjaga aurat. Mama bukan wanita yang sempurna segala sudut, namun melengkapi hidup ayah setiap sudut. Mama menutupi kekurangan ayah dengan kelebihannya, dan begitu juga ayah pada mama."
Anak: "Masya-Allah tabarakallah.. Nampak kecil dan remeh, namun besar dunia jasanya pada ayah..Allah..Allah.."
Ayah: "Jadi, pesanlah pada adik-adik perempuanmu. Sebagai abang yang sulung, bantulah mereka sekurang-kurangnya ikut jejak langkah mama. Jadikan Saidatina Khadijah atau Aisyah r.a. sebagai role model muslimah mereka, itu lebih baik. Banyakkan berselawat pada Nabi s.a.w. Banyakkan baca al-Quran. Semua ini menolong di dalam kubur kelak. Bacalah Surah al-Mulk sebelum tidur. Istighfar setiap masa."
Ayah dan ibunya kemudian datang memeluk erat si anak.
Seketika, si anak tersedar dari mimpi.
Linangan air mata hangat mengalir di pipi.
Rindu tetap bersemi. Walaupun jasad tiada lagi di sisi.
Nasihat ayah bonda kekal di hati.

Nak "FORWARD"?
Teruskan dan jangan tangguh...

Ahad, 13 Ogos 2017

Kisah Budak Kecil Yang Perlu Dijadikan Teladan

Kisah budak Kecik yg perlu dijdkan teladan!

“Pd setiap Jumaat, selepas selesai menunaikan solat Jumaat, seorg Imam dan anaknya yg berumur 7 tahun akan berjln menyusuri jln di kota itu dan menyebarkan risalah bertajuk “Jln² Syurga” dan beberapa karya Islamik yg lain.

Pd satu Jumaat yg indah, pd ketika Imam dan anaknya itu hendak keluar seperti biasa menghulurkan risalah² Islam itu, hari itu menjadi amat dingin dan hujan mulai turun.

Anak kecil itu mula membetulkan jubahnya yg masih kering dan panas dan seraya berkata : “Ayah! Sy dah bersedia.”
Ayahnya terkejut dan berkata : “Bersedia utk apa?”
“Ayah bukankah ini masanya kita akan keluar menyampaikan risalah Allah”
”Anakku! Bukankah sejuk keadaan di luar tu dan hujan juga agak lebat.”
”Ayah bukankah masih ada manusia yg akan masuk neraka walaupun ketika hujan turun.”
Ayahnya menambah : “Ayah tidak bersedia hendak keluar dlm keadaan cuaca sebegini”
Dgn merintih anaknya merayu : “Benarkan sy pergi ayah?”

Ayahnya berasa agak ragu² namun menyerahkan risalah² itu kpd anaknya

 “Pergilah nak dan berhati-hatilah. Allah bersama-sama kamu!”
 ”Terima kasih Ayah.”

Dgn wajah bersinar-sinar anaknya itu pergi meredah hujan dan susuk tubuh kecil itu hilang dlm kelebatan hujan itu.

Anak kecil itu pun menyerahkan risalah² tersebut kpd sesiapa pun yg dijumpainya. Begitu juga dia akan mengetuk setiap rumah dan memberikan risalah itu kpd penghuninya.
Setelah dua jam, hanya tinggal satu sj risalah “Jln² Syurga” ada pd tangannya.

DIm berasakan tanggungjawabnya tidak akan selesai jika masih ada risalah di tangannya.
Dia berpusing-pusing ke sana dan ke mari mencari siapa yg akan diserahkan risalah terakhirnya itu namun gagal.

Akhirnya dia ternampak satu rumah yg agak terperosok di jln itu dan mula mengatur langkah menghampiri rumah itu.

Apabila sampai shj anak itu di rumah itu, lantas ditekannya loceng rumah itu sekali. Ditunggunya sebentar dan ditekan sekali lg namun tiada jawapan. Diketuk pula pintu itu namun sekali lg tiada jawapan.

Ada sesuatu yg memegangnya drpd pergi, mungkin rumah inilah harapannya agar risalah ini diserahkan.

Dia mengambil keputusan menekan loceng sekali lg.
Akhirnya pintu rumah itu dibuka. Berdiri di depan pintu adalah seorg perempuan dlm lingkungan 50an. Mukanya suram dan sedih.

 “Nak, apa yg makcik boleh bantu?”
Wajahnya bersinar-sinar seolah-olah Malaikat yg turun dari langit.
 “Makcik, maaf sy mengganggu, sy hanya ingin menyatakan yg ALLAH amat sayangkan makcik dan sentiasa memelihara makcik.
Sy dtg ini hanya hendak menyerahkan risalah akhir ini dan makcik adalah org yg paling bertuah.”
Dia senyum dan tunduk hormat sebelum melangkah pergi.
”Terima kasih nak dan Tuhan akan melindungi kamu” dlm nada yg lembut.

Minggu berikutnya sebelum waktu solat Jumaat bermula, seperti biasa Imam memberikan ceramahnya. Sebelum selesai dia bertanya :“Ada sesiapa nak menyatakan sesuatu?”

Tiba² sekujur tubuh bangun dgn perlahan dan berdiri. Dia adalah perempuan separuh umur itu.

“Sy rasa tiada sesiapa dlm perhimpunan ini yg kenal sy. Sy tak pernah hadir ke majlis ini walaupun sekali.
Utk pengetahuan anda, sebelum Jumaat minggu lepas sy bukan seorg Muslim. Suami sy meninggal beberapa tahun lepas dan meninggalkan sy keseorangan dlm dunia ini”
Air mata mulai bergenang di kelopak matanya.

 ”Pd Jumaat minggu lepas sy mengambil keputusan utk membunuh diri. Jd sy ambil kerusi dan tali. Sy letakkan kerusi di atas tangga menghadap anak tangga menurun. Sy ikat hujung tali di galang atas dan hujung satu lg diketatkan di leher. Apabila tiba saat sy utk terjun, tiba² loceng rumah sy berbunyi.

Sy tunggu sebentar, pd anggapan sy, siapa pun yg menekan itu akan pergi jika tidak dijawab.
Kemudian ia berbunyi lg.
Kemudian sy mendgr ketukan dan loceng ditekan sekali lg.”
 ”Sy bertanya sekali lg.
Belum pernah pun ada org yg tekan loceng ini setelah sekian lama.
Lantas sy melonggarkan tali di leher dan terus pergi ke pintu”
 ”Seumur hidup sy, belum pernah sy melihat anak yg secomel itu. Senyumannya benar² ikhlas dan suaranya seperti Malaikat”.

 “Makcik, maaf sy mengganggu, sy hanya ingin menyatakan yg ALLAH amat sayangkan makcik dan sentiasa memelihara makcik” itulah kata² yg paling indah yg sy dgr”.
 ”Sy melihatnya pergi kembali menyusuri hujan.
Sy kemudian menutup pintu dan terus baca risalah itu setiap muka surat.

Akhirnya kerusi dan tali yg hampir² menyentap nyawa sy diletakkan semula ditempat asal mrk.
Aku tak perlukan itu lg.”

 “Lihatlah, skrg sy sudah menjadi seorg yg bahagia, yg menjadi hamba kpd Tuhan yg satu ... ALLAH.
Di belakang risalah terdpt alamat ini dan itulah sbbnya sy di sini hari ini. Jika tidak disbbkan budak kecil yg dtg pd hari itu tentunya roh sy ini akan berada selama-lamanya di dlm neraka”.

Tiada satu pun anak mata di masjid itu yg masih kering. Ramai pula yg berteriak dan bertakbir ALLAHUAKBAR!

Imam lantas turun dgn pantas dr mimbar lantas terus memeluk anaknya yg berada di kaki mimbar dan menangis sesungguh-sungguh hatinya.
Jumaat ini dikira Jumaat yg paling indah dlm hidupnya.

Tiada anugerah yg amat besar dr apa yg dia ada pd hari ini. Iaitu anugerah yg skrg berada di dlm pelukannya. Seorg anak yg seumpama Malaikat.
Biarkanlah air mata itu menitis. Air mata itu anugerah ALLAH kpd makhlukNya yg penyayang.

Panjangkanlah risalah ini. Ingat ALLAH sentiasa menyayangi dan memelihara kamu!

ALLAHUAKBAR !!

Pedoman Dari Prof Muhaya

Sedap pulak kata2 Prof Muhaya ni...

Bait2 ayat Prof Muhaya menarik utk dijadikan sedikit pedoman kita.

👉Waktu sedang "di puncak" kita merasa banyak teman di sekeliling kita.

👉Waktu sedang "Berkuasa" kita percaya diri boleh melakukan apa saja.

👉Waktu sedang "Tak Berdaya" barulah kita sedar siapa sebenarnya sahabat sejati yang kita ada..

👉Waktu sedang "Jatuh" kita baru sedar selama ini, siapakah teman yang memperalat dan memanfaatkan kita.

👉Waktu sedang "Sakit" kita baru tahu bahawa sihat itu sangat penting, jauh melebihi harta.

👉Waktu kita "Miskin" baru kita insaf  pentingnya amalan sedekah walau pun seringgit dan saling membantu saudara kita..

👉Masuk "Usia Tua" baru kita tahu rupanya masih banyak amalan dituntut Allah yang belum dikerjakan/banyak ilmu yang kurang dan baru kenal jalan ke masjid.

👉Saat "di Ambang Ajal" kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yg terbuang sia-sia.

👉Hidup tidaklah lama,
Sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA:

Saling menghargai,
Saling membantu,
Saling memberi,
Saling mendukung.

Jadilah teman setia tanpa syarat ...

Jangan saling memotong dan menggunting sesama teman...

Tunjukkanlah bahawa anda masih mempunyai Hati Nurani yang tulus. Jauhkan niat jahat untuk mencelakai atau memfitnah.

Jauhkan niat memaksa seseorang melakukan suatu hal untuk kepentingan peribadi kita.

Apa yang ditabur itulah yang akan dituai

Allah swt tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar.

Tapi ketahuilah bahawa Allah swt selalu memberi pelangi disetiap badai, senyum disetiap air mata, Rahmat dan berkat di setiap cubaan, dan jawapan di setiap doa......

Jangan pernah menyerah , Teruslah istiqamah beribadah... kerana..
hidup ini terlalu indah....

Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan sebuah persinggahan sementara..

Sahabatku,
Indahnya hidup bukan kerana banyak orang mengenal kita, namun berapa banyak orang yang merasa bahagia kerana mengenal kita

-peringatan kpd diri sendiri...serta dilanjutkan untuk sahabat juga...🙂🙂🙂👍👍

Amalan Selepas Solat Subuh


Baca sebanyak 10 kali


Ganjaran:

  • dituliskan 10 kebaikan
  • dihapuskan 10 kesalahan
  • dinaikkan 10 darjat
  • dipelihara dari keburukan sepanjang hari itu
  • dipelihara dari syaitan
  • amalkan berterusan akan alami perubahan dalam hidup



Jumaat, 11 Ogos 2017

15 NASIHAT UNTUK YANG DAH BERUMUR 50 TAHUN

15 NASIHAT UNTUK YANG DAH BERUMUR 50 TAHUN

BERAPA UMURMU?  -  SUDAH 50 TAHUN?

"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun"
(Hadith Riwayat Bukhari)

Al-Khattabi berkata : "Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan. kerana usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian...

Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap2 bertemu Allah."
(Tafsir al-Qurthubi)

Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun,

Nasihat Fudhail kepadanya:

"Bererti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai ... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa2mu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus ..!"

Maka para alim ulama memberi nasihat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun:

1. Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.

2. Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal salih.

3. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.

4. Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur.

5. Perbanyak doa mengharap keredha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.

6. Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.

7. Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.

8. Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya.

9. Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah dizalimi.

10. Tingkatkan amal soleh terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.

11. Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.

12. Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.

13. Berhentilah dari semua maksiat !

mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu

tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu

mulut, berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain

telinga, berhentilah mendengar hal2 haram dan tak bermanfaat

14. Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa

15. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar & taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan

Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 tahun, kerana...

KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211958936142093&id=1033128226

Sabtu, 5 Ogos 2017

Pesanan Imam Ibnu Qayyim

Janganlah bebankan dirimu dengan kerisauan tentang dunia kerana urusan dunia milik Allah SWT.

Janganlah bebankan dirimu dengan kerisauan tentang rezeki kerana rezeki datang dari Allah SWT.

Janganlah bebankan dirimu dengan kerisauan tentang masa depan kerana masa depan di Tangan Allah SWT.

Apa yang engkau perlu risau hanyalah satu perkara sahaja, iaitu bagaimana engkau membuat Allah SWT Redha kerana sekiranya engkau membuat Allah SWT Redha, Dia akan Redha padamu.

Apabila Dia Redha padamu, Dia akan melindungimu dan mencukupkan keperluanmu

 Imam Ibn Qayyim

Post Disarankan

Halaqah TV3 2016 - Kiamat Pasti Datang

Kepada teman-teman yang ingin menonton siri Halaqah TV9 2016 " Kiamat Pasti Datang " sebanyak 30 episod, berikut senarai Link unt...

Popular